Skip to content

Grandma Test: Penyakit Industri Penyembuh Orang Sakit

Grandma Test

Do Drug Prices Reflect Development Time and Government Investment?

 

Pengarang                 : Salomeh Keyhani, Marie Diener-West, and Neil Powe

Tahun                         : 2005

Nama Jurnal              : Medical Care, Vol. 43, No. 8 (Aug., 2005)

 

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di New York dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengembangan obat – obatan dan investasi pemerintah dalam proyek pengembangan obat tersebut terhadap harganya.

Hal ini berangkat dari tingginya harga obat – obatan serta kenaikan harga yang terus – menerus terjadi di bidang farmasi. Serta tingginya biaya dan lamanya waktu pengembangan obat – obatan, mulai dari adanya rencana pengembangan obat tersebut; tahap pembuatan dan pengembangan, tahap uji coba, dan lain – lain yang menurut industri farmasi sendiri rata – rata memakan wkatu 12 sampai 15 tahun. Ditambah lagi dengan dukungan dari pemerintah berupa suntikan dana atau investasi untuk membantu pengembangan obat – obatan tersebut serta terjadinya kesalahan bahkan kegagalan yang pelung terjadinya cukup besar..

Metodologi

Dalam penelitian ini, harga menjadi variabel terikat sedangkan variabel bebasnya adalah lama waktu pengembangan, bantuan pemerintah, serta karakteristik dari obat – obatan tersebut. Peneliti juga menambahkan inovasi dan waktu pemakaian obat bagi pengguna sebagai variabel yang juga berpengaruh terhadap harga obat – obatan tersebut.

Waktu pengembangan disini juga terbatas, karena pada dasarnya waktu pengembangan sebuah obat dibagi menjadi tiga fase, yaitu pre – clinical, clinical trial, dan regulatory review yang rata – rata memakan waktu 14.2 tahun. Namun, tidak ada data yang tersedia mengenai tahapan pertama, yaitu pre – clinical sehingga dalam penelitian ini, waktu pengembangan hanya merujuk kepada post-IND yang merupakan dua tahapan terakhir.

Selanjutnya bantuan pemerintah dalam hal ini terbagi menjadi dua yaitu, bantuan dalam melakukan penelitian berupa pemberian hak paten atau bantuan sponsor dalam menjalankan fase-fase pengembangan dan uji coba obat tersebut serta bantuan regulasi berupa “fast track” dan “accelerated review” yang tentunya dapat mempersingkat waktu pengembangan.

Kemudian ada karakteristik obat – obatan. Dalam hal ini, kami mengelompokkan obat – obatan ke dalam 8 kelompok yaitu, cancer drugs; antiretrovirals; other infectious desease agents; cardiovascular and endocrine drugs; gastrointestinal and genitourinary drugs; hematological, rheumatological, allergy, and transplant drugs; neurologic and psychiatric; and dermatological and ophthalmologic drugs.

Peneliti juga mengelompokkan obat – obatan tersebut berdasarkan waktu pemakaiannya. Obat yang dikonsumsi selama kurang dari 30 hari oleh pasien termasuk ke dalam kategori “acute”, obat yang dikonsumsi selama 30 hari atau lebih oleh pasien termasuk ke dalam kategori “chronic”, sedangkan obat yang dikonsumsi satu kali; satu kali seminggu; satu kali setiap beberapa minggu dikategorikan sebagai obat “intermittent”.

Untuk harga dari obat – obatan tersebut juga dibagi menjadi tiga kategori yaitu, harga terendah per hari, harga tertinggi per hari, dan harga berdasarkan dosis harian. Harga tertinggi dan terendah per hari diambil berdasarkan harga rata – rata obat – obatan tersebut.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode analisis statistik, yang pertama yaitu nonparametric tests Kruskal – Wallis yang digunakan untuk membandingkan waktu pengembangan dari kedelapan kategori obat – obatan yang ada. Kemudian, metode Pearson χ² yang digunakan untuk membandingkan distribusi dukungan pemerintah dalam melakukan riset dan pengembangan dari kedelapan kategori obat – obatan tersebut.

Peneliti juga menggunakan metode nonparametric untuk membandingkan harga obat – obatan karena distribusi harganya cenderung skewed to the right. Dan dalam analisis bivariate, peneliti menggunakan median regression untuk menilai ada atau tidaknya, magnitude, dan statistical significance dari suatu hubungan antara kategori obat dengan harga per harinya. Peneliti juga menilai keberadaan efek independen dari kategori terhadap harga per harinya dalam analisis multivariable dan menjadikan waktu pengembangan, dukungan pemerintah, karakteristik obat – obatan (acute, chronic, intermittent), dan tahun disetujuinya obat – obatan tersebut sebagai variabel kontrol.

Hasil Penelitian

Dari 180 jenis obat yang memenuhi kriteria, median waktu pengembangan untuk obat HIV adalah selama 4.2 tahun dan kurang dari itu jika dibandingkan dengan jenis obat – obatan yang lainnya. Setelah obat HIV, ada obat untuk mengobati kanker dan jenis ophthalmologic/dermatological yang memiliki median waktu pengembangan yang tergolong singkat. Perbedaan waktu pengembangan antara obat untuk HIV dengan jenis obat – obatan lainnya dapat dikatakan signifikan secara statistic (P < 0.001; Kruskall – Wallis multiple comparisons test).

Dari segi dukungan pemerintah sendiri, 20% dari jenis obat – obatan tersebut didukung baik dalam hal penelitiannya maupun regulasinya. Namun obat untuk HIV mendapatkan lebih banyak dukungan jika dibandingkan dengan jenis obat lainnya. Hampir 1 dari 3 obat HIB memiliki hak paten kepemilikian dari pemerintah dibandingkan dengan 1 dari 6 obat untuk infeksi dan 1 dari 20 obat untuk kanker. Begitu juga NIH trials untuk lebih dari setengah obat – obatan HIV serta status fast track dan accelerated review yang lebih sering diberikan untuk obat HIV dan kanker. Dalam hal dukungan pemerintah ini juga terdapat perbedaan yang signifikan antara kategori obat – obatan yang ada. (Pearson’s χ² statistic, P < 0.002 for all categories of support).

Selanjutnya, dari segi harga. oral drug ­memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga injection drug. Dan jika dibandingkan antar kategori obat – obatan yang ada, obat HIV memiliki median harga tertinggi, disusul oleh obat untuk penyakit kanker. Kemudian obat – obatan yang dikonsumsi selama 30 hari atau lebih (chronic) juga memiliki harga yang lebih rendah jika dibandingkan dengan yang berjenis acute dan intermittent.

Figure 2

 

Table 2

Table 3

 

Kesimpulan

Dilihat dari signifikannya perbedaan dalam hal dukungan pemerintah dan masa waktu pengembangan obat, obat HIV dan kanker merupakan kategori dengan harga tertinggi di United States. Hal ini dikarenakan wabah AIDS sehingga pemerintah turun tangan dalam pengembangan obat jenis antiretrovirals.

Return on Investment (ROI) juga menjadi salah satu faktor penting dalam penentuan harga suatu jenis obat. ROI yang baik bagi industri obat – obatan akan memicu inovasi dan keberlangsungan suplai obat – obatan jenis baru. Sumber daya yang digunakan dalam pengembangan suatu jenis obat serta biaya yang diperlukan merupakan faktor yang dapat digunakan untuk estimasi jumlah ROI.

Namun penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa lama waktu pengembangan obat tidak dapat diajdikan sebagai indikator yang akurat dalam menentukan harga. karena masih banyak faktor – faktor lainnya yang justru lebih berpengaruh seperti pasien (pengguna obat), permintaan atas obat tersebut, dan faktor – faktor pasar lainnya. Faktor permintaan terutama karakteristik obat tersebut justru memiliki peran yang lebih besar dalam menentukan harga pasar obat tersebut jika dibandingkan dengan waktu serta biaya pengembangan obat tersebut.

Diulas oleh:
Amalia Cesarina
Staff Divisi Penelitian Kanopi FEB UI 2016

Comment

Leave a Reply

KANOPI FEB UI

Sekretariat Kanopi FEB UI Lantai 2 Student Centre Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Indonesia Depok, 16424 – Indonesia

CONTACT US

Phone
+62 81279633315 (Meizahra)

Email
executiveboard.kanopifebui@gmail.com

© kanopi-febui.org - 2021

MANAGED BY BIRO PUBLIKASI DAN INFORMASI

<