Skip to content

Grandma Test: Price Information vs Middleman

Grandma Test

kan_grandma-test

Is Knowledge Power? Competition and Information in Agricultural Markets

 

Penulis           : Tara Mitchell

Tahun             : 2014

Jurnal             : IIIS Discussion Paper No. 456

 

Pendahuluan

Mayoritas orang miskin di negara-negara berkembang menggantungkan hidup mereka pada sektor agrikultur. Terlebih lagi, kesejahteraan mereka begitu sensitif terhadap fluktuasi harga hasil produksi agrikultur. Untuk itu, meningkatkan efisiensi pasar agrikultur menjadi penting. Rantai produksi agrikultur sering kali didominasi middleman (tengkulak) dengan daya monopoli yang substansial. Tingginya margin yang mereka ambil mampu mendistorsi pasar, margin tersebut tak lain adalah selisih dari harga yang dibayarkan kepada petani dan harga yang diterima konsumen. Salah satu sumber kekuatan monopoli middleman adalah akses informasi mengenai kondisi pasar yang jauh lebih baik dibandingkan petani. Berlatar belakang dari hal tersebut penulis melakukan penelitian terkait dengan peningkatan akses informasi petani dapat meningkatkan harga yang petani terima. Penulis menyajikan uji empiris teori dari percobaan lapangan dilakukan dengan petani dan middleman di Gujarat, India. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kenyatannya, sikap middleman berubah-ubah, middleman membuat penawaran lebih tinggi bila petani memiliki informasi pasar, dan manfaat informasi bagi petani sendiri bervariasi tergantung pada ongkos berganti middleman (cost of switching). Cost of switching menggambarkan tingkat kompetisi di antara middleman, semaking tinggi cost of switching semakin rendah tingak kompetisi (semakin sedikit jumlah middleman).

 

Model

Ada banyak karakteristik hubungan antara petani dengan middleman di berbagai negara berkembang. Karakteristik yang disajikan dalam model penulis diantaranya mencakup 4 hal berikut:

  • Middleman memiliki informasi pasar yang lebih baik dibandingkan
  • Petani menghadapi ongkos transportasi yang tinggi untuk menjual sendiri ke pasar
  • Petani sering melakukan jual-beli dengan middleman yang sama untuk beberapa periode
  • Adanya market friction berupa ongkos yang timbul ketika petani berganti middleman

Penulis mendiskripsikan pengujian dalam model 2 periode perdagangan antara petani dengan middleman. Petani memiliki barang dengan harga pasar (p) dengan,

p {pL,pH}, pH > pL, and Pr(p = pH) = λ      (Di mana pL= Low price, pH= High price)

Middleman mengetahui harga pasar (pt) untuk kedua periode (t=1 dan t=2), sementara petani hanya mengetahui adanya distribusi p. Middleman memberikan tawaran ambil atau tinggalkan (xt), kepada petani. Petani bisa menerima tawaran atau pergi menjual barang ke pasar sendiri namun harus membayar ongkos transportasi (τ). Penulis mengasumsikan adanya 2 tipe middleman, ‘good’ dan ‘bad’.

i {G,B}, with Pr(i = B) = q

Petani tidak mengetahui tipe dari middleman yang diberikan, namun hanya mengetahui probabilitas middleman-nya adalah tipe ‘bad’ sebesar q

  • Good middleman akan selalu membagi rata hasil dagang, maka dia akan menawarkan sebesar pt – 0.5τ (harga pasar – setengah ongkos transportasi)
  • Bad middleman akan berperilaku memaksimalkan keuntungan (x1)

max (x1) à ρ(x1)(p1 –x1) + σ(x1)ρ(x2)(E(p2)−x2)             (1= periode 1, 2=periode 2)

ρ(x) = probabilitas petani menerima tawaran middleman

σ(x) = probabilitas petani tidak berganti middleman di periode 2

Dalam game 2 periode yang diujikan, petani memiliki 2 keputusan yang harus dibuat.

  • Pertama: Petani bisa menerima tawaran middleman atau pergi ke pasar sendiri
  • Kedua: Petani harus memutuskan apakah dia akan tetap bersama middleman yang sama untuk Periode 2, atau berganti middleman untuk Periode 2.

 

Desain dan Prosedur Eksperimen

Percobaan dilakukan dalam beberapa sesi. Setiap sesi memiliki rata-rata 20 peserta, setengah diantaranya adalah petani dan setengahnya lagi adalah middleman, dengan total 15 sesi. Games yang dilaksanakan dibagi menjadi 2, game 1 yaitu Dictator game dirancang untuk memperoleh preferensi peserta mengenai keadilan (juga untuk mengetahui tipe middleman). Sementara game 2 yaitu Bargaining game untuk menguji peran informasi.

 

Hasil Eksperimen

  1. Periode Kedua

1.1 Efek Informasi

Dalam model yang disajikan penulis memprediksi bahwa tawaran yang dibuat oleh middleman pada periode kedua seharusnya tidak terpengaruh apakah petani mengetahui atau tidak mengetahui harga pasar. Namun, kita dapat melihat dari hasil pada Tabel 3 bahwa bahkan di periode kedua, rata-rata tawaran yang petani terima adalah sekitar Rs.20 lebih tinggi ketika ia mengetahui harga pasar. Hal ini dikarenakan petani adalah risk averse, yang berarti bahwa mereka akan bersedia untuk menerima tawaran lebih rendah daripada menghadapi ketidakpastian pergi ke pasar sendiri.

tabel-3

1.2. Keputusan Berganti Middleman

tabel-5

Petani akan memilih berganti jika dia tidak mengetahui harga pasar. Namun seiring dengan meningkatnya ongkos berganti middleman, maka keinginan untuk berganti juga menurun. Sementara jika petani mengetahui harga pasar, maka petani akan berganti ketika harga pasar tinggi. Koefisien negatif pada ln(price) menunjukkan bahawa semakin tinggi tawaran middlleman, semakin sukar petani berganti.

  1. Periode pertama

Hasil menunjukkan bahwa selisih antara tawaran yang dibuat oleh jenis bad dan good middleman lebih rendah dari yang diasumsikan. Meski demikian efek positif informasi masih bisa ditemukan pada treatment Rs. 40 dan Rs. 90, namun besaran dari efek ini mirip dengan efek yang ditemukan pada periode kedua.

 

tabel-6

 

Rangkuman Hasil

Hasil percobaan membuktikan bahwa sikap middleman terhadap keadilan memiliki relevansi dengan tawaran yang mereka buat kepada petani. Petani menerima tawaran yang lebih baik di kedua periode ketika mereka mengetahui informasi harga pasar namun ada manfaat tambahan di periode pertama jika cost of switching rendah. Hasil ini konsisten dengan laporan dari petani yang menyatakan middleman yang tidak jujur tidak bisa lagi mengambil keuntungan dari mereka ketika mereka memiliki informasi yang lebih baik tentang harga pasar.

 

Implikasi Kebijakan

Hasil yang disajikan dalam makalah ini memiliki implikasi kebijakan yang penting. Jika kita ingin meningkatkan harga yang petani terima dari middleman (tengkulak) karena kita percaya bahwa middleman memiliki daya market power yang terlalu besar, maka kita memiliki beberapa pilihan.

  • Pilihan pertama: Melakukan intervensi langsung untuk mengurangi middleman’s market power. Contoh kebijakan yang sudah pernah dilakukan adalah dengan memasang agriculture marketing boards, minimum price supports, dan fair trade Ada sejumlah alasan mengapa opsi ini tidak lagi efektif. Pertama karena sangat mahal. Kedua, kita dapat membuat distorsi yang buruk atau lebih buruk daripada yang kita coba perbaiki. Akhirnya (seperti agriculture marketing boards), kita mungkin hanya mentransfer market power dari satu kelompok ke kelompok lain dan tidak memiliki efek apapun terhadap harga yang diterima petani.
  • Pilihan kedua: Menyediakan informasi tentang harga pasar kepada petani. Ini mungkin menjadi pilihan yang lebih baik karena masih membiarkan mekanisme pasar berjalan, kebijakan ini hanya memastikan bahwa pelaku di pasar memiliki informasi yang terbaik untuk membantu mereka membuat keputusan.

 

Konklusi

Secara umum, literatur yang telah ada cenderung memberikan tampilan middleman sebagai murni eksploitatif atau sebagai aktor penting di pasar (membuat pasar lebih efisien). Hasil paper ini menunjukkan bahwa tidak hanya kenyataan terletak di antara keduanya melainkan juga kemungkinan bahwa tipe middleman yang berbeda berada dalam satu pasar yang sama, serta beberapa middleman juga mungkin lebih eksploitatif dibandingkan yang lainnya. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting di negara-negara berkembang dan merupakan sumber mata pencaharian bagi sekitar 86 persen dari penduduk pedesaan. Dengan meningkatkan efisiensi di pasar pertanian dapat dipastikan adanya dampak positif yang besar terhadap kesejahteraan masyarakat miskin. Struktur pasar middleman di sektor ini sangatlah rumit dan masih banyak penelitian yang harus dilakukan. Hasil dari penelitian ini sendiri membesarkan harapan menunjukkan bahwa menyediakan informasi harga kepada petani dapat membantu mengurangi middleman’s market power (kekuatan pasar tengkulak).

 

Diulas Oleh:
Khaira Abdillah
Staff Divisi Penelitian Kanopi FEB UI 2016

Ilustrasi Gambar Oleh:
Oktaviani Charra Analita Utami
Trainee Biro Penerbitan dan Informasi Kanopi FEB UI 2016

Comment

Leave a Reply

KANOPI FEB UI

Sekretariat Kanopi FEB UI Lantai 2 Student Centre Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Indonesia Depok, 16424 – Indonesia

CONTACT US

Phone
+62 81279633315 (Meizahra)

Email
executiveboard.kanopifebui@gmail.com

© kanopi-febui.org - 2021

MANAGED BY BIRO PUBLIKASI DAN INFORMASI

<