Judul Jurnal : Will Studying Economics Make You Rich? A Regression Discontinuity Analysis of the Returns to College Major
Penulis : Zachary Bleemer and Aashish Mehta
Tahun : 2021
Publisher : American Economics Journal : Applied Economics
Diulas oleh : Gracena Sesilia Marde Fitria
Pendahuluan
Fakta di pasar tenaga kerja saat ini menyatakan bahwa penghasilan seseorang sangat bergantung pada jurusannya. Berdasarkan Federal College Scorecard 2020, jurusan ekonomi merupakan salah satu jurusan dengan pendapatan paling tinggi menurut data di 11 dari 20 universitas terbaik Amerika. Pekerja AS usia empat puluh tahun lulusan ekonomi biasanya akan mendapatkan penghasilan rata-rata $25.000 lebih banyak dari pekerja lulusan ilmu sosial lainnya (Altonji, Blom, dan Meghir 2012). Kesenjangan ini telah memotivasi literatur-literatur untuk memeriksa faktor-faktor penentu pilihan jurusan mahasiswa.
Perbedaan penghasilan rata-rata antar jurusan tidak selalu menggambarkan efek sebab-akibat dari memilih satu jurusan dengan lainnya. Dalam studi ini, peneliti secara langsung menganalisis treatment effect dari mendapatkan gelar sarjana di bidang ekonomi yang berpenghasilan tinggi. Peneliti menggunakan desain regresi diskontinuitas (RD) fuzzy yang memanfaatkan kebijakan pembatasan nilai rata-rata (IPK) Departemen Ekonomi di University of California, Santa Cruz (UCSC Economics) pada tahun 2003 untuk mengestimasi efek dari belajar ekonomi pada penghasilan awal karir dan industri. Hal ini berkaitan dengan bagaimana pengaruh jurusan terhadap penghasilan yang dimediasi oleh perubahan hasil belajar, preferensi karir, dan industri di awal karir. Peneliti menggunakan metode ini untuk mengantisipasi adanya masalah selection bias akibat pemilihan jurusan yang tidak acak.
Sejumlah kecil penelitian sebelumnya di negara lain telah menganalisis kasus ini dengan memanfaatkan sistem pendaftaran khusus yang terintegrasi (Kirkeboen, Leuven, dan Mogstad 2016; Hastings, Neilson, dan Zimmerman 2014; Daly dan Le Maire 2021). Namun, temuan dari hasil penelitian tersebut dinilai kurang akurat jika diterapkan di Amerika Serikat karena rata-rata universitas di Amerika Serikat menekankan kurikulum core liberal arts, mengizinkan mahasiswa untuk memilih jurusan bertahun-tahun setelah pendaftaran awal, dan memberi keleluasaan lebih kepada mahasiswa perihal program studi yang diinginkan. Selain itu, ada pula penelitian lain yang menggunakan desain quasi eksperimental untuk menyoroti selektivitas universitas sebagai dimensi penting lain dari efek perlakuan universitas yang heterogen (Hoekstra 2009; Zimmerman 2014; Cohodes dan Goodman 2014; Bleemer 2021, 2022). Namun, hasilnya kurang relevan akibat kurangnya pemahaman mengenai kebijakan pembatasan nilai rata-rata (IPK).
Data
Penelitian ini dilakukan pada Departemen Ekonomi University of California, Santa Cruz (UCSC) yang merupakan universitas riset publik selektif di California Utara. Departemen Ekonomi UCSC terkenal dengan kebijakan pembatasan IPK secara spesifik pada dua mata kuliah ekonomi yaitu pengantar ilmu ekonomi 1 dan 2 atau disebut pula sebagai threshold Economics GPA (EGPA). Mahasiswa yang memiliki EGPA lebih kecil dari 2,8 tidak memenuhi syarat untuk mengambil jurusan ekonomi atau tidak dapat mengakses jurusan ekonomi kecuali mahasiswa tersebut mendapat persetujuan khusus atau mengajukan banding ke departemen. Namun, mahasiswa yang memiliki EGPA lebih besar atau sama dengan 2,8 memenuhi syarat untuk mengambil jurusan ekonomi.
Basis data mahasiswa yang dianalisis menggunakan University of California ClioMetric History Project 2020 atau UC-CHP. Sampel mencakup semua mahasiswa baru yang mendaftar di UCSC antara tahun 1999 dan 2014. Namun, sampel utama yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari lima kohort, yaitu adalah mahasiswa baru dari tahun 2008-2012 karena karakteristik treatment yang berlaku terbukti dipengaruhi oleh kualifikasi jurusan.
Setiap mahasiswa di data jenis kelamin, etnis, angkatan, alamat rumah sebelum mendaftar, status tempat tinggal di California, sekolah menengah atas, dan skor SAT serta skor EGPA didapat dari mean kedua gabungan skor paling awal. Catatan mahasiswa ini dihubungkan dengan nama dan tanggal lahir ke basis data NSC StudentTracker 2019 yang berisi arsip pendaftaran sarjana dan pascasarjana beserta degree attainment untuk hampir semua perguruan tinggi dan universitas Amerika, dan dengan nomor jaminan sosial ke basis data pekerjaan dari California Employment Development Department (EDD 2019) yang mencakup nomor jaminan sosial pekerja, upah tahunan, dan enam digit kode industri North American Industry Classification System (NAICS). Peneliti juga menggunakan data IRS 2018 untuk menghitung penghasilan keluarga dengan merata-ratakan adjusted gross income. Selain itu, data juga diambil dari tanggapan survey biannual UC Undergraduate Experience Survey (UCUES).
Metodologi
Peneliti mengidentifikasi hubungan antara pilihan jurusan ekonomi (treatment) dan outcome yang dihasilkan (Y) dengan mengeksploitasi diskontinuitas fuzzy diskrit (Hahn, Todd, and van der Klaauw 2001).
Yi (1) menunjukkan outcome yang akan dialami mahasiswa UCSC jika mengambil jurusan ekonomi dan Yi (0) adalah outcome dari mereka yang tidak mengambil jurusan ekonomi. C merupakan simbol bagi kelompok yang mematuhi kebijakan yang ada yaitu himpunan mahasiswa yang akan mengambil jurusan ekonomi jika EGPA mereka di atas threshold dan tidak akan mengambilnya jika EGPA di bawah threshold. Outcome disimbolkan pada LATE (The Local Average Treatment Effect) berupa penghasilan awal karir, karakteristik pendidikan pasca sekolah menengah, dan preferensi karir mahasiswa.
Spesifikasi dasar pada penelitian ini linear terhadap running variable (EGPA) di kedua sisi threshold dan cluster standard error oleh 20 EGPA yang diamati di atas skor 1,8 (Lee dan Card 2008). Peneliti juga memeriksa hasilnya secara robust menggunakan sejumlah spesifikasi alternatif seperti (1) mengukur quadratic running variable terms, (2) menambah variabel kontrol demografi dan efek tetap sekolah menengah atas, (3) mempersempit bandwidth menjadi 0,5 poin EGPA di kedua sisi threshold, dan (4) mengestimasi “honest” koefisien RD linear lokal dengan bandwidth optimal dan kernel segitiga mengikuti Kolesár and Rothe (2018). Umumnya hasil dari spesifikasi alternatif jarang menyajikan koefisien yang berbeda secara substansial atau statistik dari yang disajikan dalam gambar.
Hasil Penelitian
Gambar 1 menunjukkan efek threshold EGPA UCSC pada pemilihan jurusan ekonomi. Mahasiswa yang memenuhi syarat dengan EGPA yang sama atau di atas threshold memiliki kemungkinan lebih besar 36% untuk mengambil jurusan ekonomi daripada mereka yang berada di bawah threshold. Walaupun, beberapa siswa yang tidak memenuhi syarat ini tetap dapat mengambil jurusan ekonomi atas pertimbangan departemen. Ditemukan pula sekitar 20% mahasiswa yang memenuhi syarat memilih untuk tidak mengambil jurusan ekonomi.
Gambar 2 menunjukkan efek threshold EGPA UCSC pada penghasilan karir awal. Mahasiswa yang memenuhi syarat mendapatkan $22.000 lebih banyak jika mereka mengambil jurusan ekonomi daripada mereka yang berada tepat di bawah threshold. Peneliti juga menemukan bahwa kesenjangan penghasilan ini signifikan sepanjang hidup (gambar A-8) dan robust terhadap perbedaan gender dan ras (gambar A-7).
Kemudian, peneliti menelusuri lebih dalam penyebab jurusan ekonomi mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi. Gambar 4 menunjukkan bagaimana karakteristik pendidikan pasca sekolah menengah dengan pendidikan di jurusan ekonomi berbeda. Panel (a) dan (b) menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengambil jurusan ekonomi tidak secara signifikan mengubah kemungkinan menyelesaikan gelar dan mengejar studi pascasarjana. Sementara, panel (c) menunjukkan bahwa adanya perubahan struktur kursus atau pembelajaran dengan sekolah menengah atas. Di USCS, mahasiswa jurusan ekonomi perlu menyelesaikan 13 mata kuliah ekonomi tambahan dibandingkan mahasiswa dari jurusan lain. Sekitar tujuh dari kursus ekonomi tambahan mencakup subdisiplin ekonomi tradisional, sementara hampir enam subdisiplin lainnya terkait bisnis, keuangan, dan akuntansi.
Akses ke jurusan ekonomi tidak mengubah jumlah mata kuliah matematika dan statistika yang perlu diselesaikan oleh mahasiswa, tetapi mereka harus menyelesaikan rata-rata dua mata kuliah tambahan dalam metodologi kuantitatif. Peneliti menyimpulkan bahwa struktur kursus pada jurusan ekonomi bersifat seimbang, tetapi jurusan ekonomi juga bersifat lebih kuantitatif daripada ilmu sosial lainnya dan lebih praktis daripada sains. Hal ini juga dapat dikaitkan dengan sinyal nilai tinggi dari gelar ekonomi relatif terhadap jurusan lain.
Selanjutnya, pada gambar 5 peneliti mempertimbangkan efek kursus pada preferensi mahasiswa dalam industri ekonomi. Peneliti menduga bahwa semakin banyak kursus ekonomi yang diambil siswa, semakin besar kemungkinan siswa meningkatkan preferensi mereka untuk pekerjaan yang berhubungan dengan ekonomi. Panel (a) menunjukkan bahwa preferensi mahasiswa jurusan ekonomi terhadap karir di bidang bisnis dan keuangan akan meningkat menjadi 50% daripada jurusan nonekonomi. Pada panel (b), peneliti juga menemukan bahwa jurusan ekonomi mempromosikan pekerjaan di bidang keuangan, asuransi, dan real estate (FIRE) pada mahasiswa sebagai karir awal mereka. Hal ini menyebabkan motivasi mahasiswa untuk bekerja pada bidang keuangan, asuransi, dan real estate (FIRE) meningkat sementara motivasi mahasiswa untuk memilih sektor berpenghasilan rendah seperti industri pendidikan, perawatan kesehatan, dan bantuan sosial menurun. Panel (c) menunjukkan bagaimana penghasilan bergantung pada EGPA rata-rata di industri yang berbeda dan menyajikan efek dari akses jurusan ekonomi pada preferensi industri. Setelah diteliti lebih lanjut, peneliti menemukan $10.000 dari kesenjangan penghasilan di awal karir dapat dijelaskan melalui saluran preferensi industri.
Kesimpulan
Kebijakan pembatasan nilai rata-rata (IPK) Departemen Ekonomi di University of California, Santa Cruz (UCSC Economics) pada tahun 2008-2012 memberikan kesempatan baik untuk mengidentifikasi secara transparan penghasilan awal karir seseorang yang mengambil jurusan ekonomi. Penelitian ini menunjukkan bahwa penghasilan dari mengemban pendidikan ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan pendidikan dalam ilmu lainnya. Sekitar setengah dari efek yang diamati dapat dikaitkan dengan spesialisasi jurusan ekonomi khususnya industri berupah tinggi. Sebagian mencerminkan perubahan dalam preferensi yang dilaporkan mahasiswa di seluruh profesi. Penelitian ini menyiratkan bahwa pilihan jurusan mahasiswa dapat memiliki berimplikasi pada keuangan mahasiswa kedepannya. Peneliti juga menunjukkan pilihan jurusan perguruan tinggi siswa sebagai titik keputusan kunci di mana pembuat kebijakan dapat melakukan intervensi untuk secara substansial berdampak pada hasil pasar tenaga kerja jangka panjang kaum mahasiswa.