Skip to content

Does Unconditional Cash Transfer Alter Recipient’s Behavior?

Grandma Test

Judul Artikel : Do short-term unconditional cash transfers change behaviour and preferences? evidence from Indonesia

Penulis : Ridho Al Izzati, Daniel Suryadarma, dan Asep Suryahadi

Tahun Terbit : 2023

Jurnal : Oxford Development Studies

Diulas oleh Ariel Toar Willem Massie

Latar Belakang

Bantuan tunai merupakan salah satu kebijakan yang digunakan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan. Bantuan tunai sendiri memiliki berbagai karakteristik,  (i) targeted atau universal; (ii)  conditional atau unconditional; (iii) jangka pendek atau panjang. Dari berbagai variasi ini, unconditional cash transfer paling sering digunakan untuk meredam dampak dari guncangan ekonomi untuk mereka yang tergolong rentan secara ekonomi. Namun, terdapat perdebatan terkait potensi dampak negatif yang dihasilkan dari kebijakan ini. Beberapa poin negatif terkait kebijakan bantuan tunai antara lain (i) penyalahgunaan bantuan untuk mengkonsumsi alkohol atau rokok; (ii) bantuan sepenuhnya dikonsumsi dan tidak diinvestasikan; (iii) membuat ketergantungan, seperti mengurangi partisipasi kerja; (iv) menaikkan fertilitas; (v) dampak negatif di level komunitas seperti distorsi harga dan inflasi; (vi) secara fiskal tidak sustainable

Penelitian terdahulu terkait dampak UCT terhadap perilaku individu menemukan hasil yang bervariasi. Haushofer & Shapiro (2016 & 2018) menemukan bahwa bantuan tunai berhubungan dengan berkurangnya stress, depresi, dan kekerasan pasangan baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Bazzi et al. (2013) menemukan bahwa bantuan tunai sementara mengurangi jam kerja mingguan individu. McIntosh and Zeitlin (2020) menemukan bahwa bantuan tunai yang bersifat hanya sekali tidak memiliki dampak terhadap status bekerja pemuda di Rwanda. Namun, mereka menemukan bahwa jumlah bantuan yang besar cenderung mengurangi jam kerja individu. Baird et al. (2018) menemukan bahwa UCT mengurangi partisipasi kerja dan jam kerja untuk individu golongan tua. Dari sisi kesehatan, White and Basu (2016) menemukan bahwa bantuan tunai meningkatkan tingkat konsumsi alkohol dan gula individu.

Dalam kasus Indonesia, bantuan tunai dikhawatirkan dapat menyebabkan ketergantungan rumah tangga, penurunan kemungkinan mencari kerja, dan penyalahgunaan bantuan terhadap barang non-produktif seperti alkohol atau rokok (World Bank, 2012). Indonesia sendiri pernah melakukan program bantuan tunai (dalam bentuk unconditional cash transfer/UCT), yaitu Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada tahun 2005/06 dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di tahun 2013/14. Tujuan utama dari BLT adalah untuk mengurangi dampak negatif dari pengurangan subsidi BBM. Program serupa BLT juga dijalankan setiap kali pemerintah mengurangi subsidi BBM atau ketika kondisi ekonomi sedang turun. Memanfaatkan dataset Indonesia Family Life Survey (IFLS) yang bersifat longitudinal, peneliti disini berusaha melihat dampak dari dua kebijakan UCT tersebut terhadap konsumsi barang non-produktif individu, perilaku bekerja individu, dan, yang relatif baru dan jarang diteliti, preferensi individu terhadap risiko dan pilihan antarwaktu.

Data dan Metodologi

Peneliti menggunakan tiga gelombang dari IFLS untuk membangun dia dataset yang masing-masing digunakan untuk melihat dampak dari BLT dan BLSM. Dataset pertama menggunakan IFLS 2000 dan IFLS 2007 untuk melihat dampak dari BLT. Dataset kedua menggunakan IFLS 2007 dan IFLS 2014 untuk meneliti dampak dari BLSM. Ketika program BLSM dijalankan, ekspektasi masyarakat akan bantuan tunai juga mungkin telah berubah karena dijalankan hampir sepuluh tahun setelah BLT. Peneliti juga ingin melihat pengaruh ekspektasi dengan dataset B. Peneliti menggunakan teknik coarsened exact matching untuk menyaring rumah tangga penerima bantuan yang memiliki karakteristik pra-program yang mirip. Karakteristik praprogram yang diobservasi dalam matching dapat dilihat di Tabel 1. Variabel tersebut diambil berdasarkan Bazzi et al. (2013). Hasil dari coarsened exact matching dapat dilihat di tabel 2. Dalam dataset 1 terdapat 4.428 penerima BLT dan 11.451 non-penerima BLT yang dicocokkan. Untuk dataset 2 terdapat 2.629 penerima BLSM dan 9.543 non-penerima BLSM yang dicocokkan.

Peneliti lalu menggunakan metode difference-in-differences (DiD) dengan spesifikasi seperti diatas. yit adalah perilaku atau preferensi dari individu i di tahun t. 0 adalah konstan. tt adalah fixed effect periode yang menangkap perbedaan dari outcome antar waktu. UCTi adalah variabel dummy yang menandakan sebuah rumah tangga menerima bantuan tunai atau tidak. Variabel interaksi UCTi tt merupakan variabel utama kita dengan mengukur besar dampak dari UCT. Peneliti melihat kurang lebih empat perilaku atau preferensi sebagai variabel dependen. Pertama, peneliti melihat dampak dari bantuan tunai terhadap permintaan asuransi rumah tangga. Variabel yang digunakan sebagai proxy asuransi adalah partisipasi dalam arisan. Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa rumah tangga Indonesia menggunakan arisan sebagai coping mechanism ketika menghadapi guncangan ekonomi (Takashino & Handoyo, 2010). Kedua, peneliti melihat dampak dari bantuan tunai terhadap konsumsi barang non-produktif yang ditunjukkan dengan konsumsi rokok. Ketiga, peneliti melihat dampak dari bantuan tunai terhadap perilaku bekerja individu. Terakhir, peneliti melihat dampak dari bantuan tunai terhadap risk aversion dan intertemporal choice individu. Literatur-literatur terkait hubungan kedua hal ini dengan pendapatan cenderung mendapatkan temuan yang bervariasi. Peneliti menggunakan staircase instrument yang ada di kuesioner IFLS untuk menilai preferensi risiko dan pilihan antarwaktu.


Hasil Penelitian

Tabel 4 menunjukkan efek dari menerima bantuan terhadap perilaku individu. Dalam bagian A, kedua dataset digunakan bersamaan dengan menambahkan fixed effect untuk dataset. Ditemukan bahwa koefisien variabel interaksi baik di arisan, perilaku merokok, dan perilaku bekerja tidak signifikan. Besar dari koefisien juga relatif kecil mendekati 0. Secara umum, peneliti tidak menemukan bukti bahwa menerima bantuan tunai akan mengubah perilaku individu. Dalam bagian B dan C, kedua dataset digunakan masing-masing untuk melihat dampak dari BLT dan BLSM. Seperti halnya dengan bagian A, semua variabel interaksi dalam bagian B dan C tidak signifikan secara statistik dan ukurannya juga relatif kecil. Hal ini juga menunjukkan bahwa walau mungkin ekspektasi masyarakat terkait bantuan tunai telah berubah, tetap tidak ditemukan pengaruh dari bantuan tunai terhadap variabel-variabel dependen tersebut.

Tabel 5 menunjukkan dampak dari bantuan tunai terhadap preferensi risiko serta pilihan antarwaktu individu. Dalam semua model, koefisien dari variabel interaksi juga tidak signifikan dan relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa bantuan tunai tidak mengubah preferensi risiko dan pilihan antar waktu individu. Salah satu penjelasan terkait hal ini adalah jumlah bantuan tunai yang didapatkan oleh rumah tangga terlalu kecil. 


Kesimpulan

Bantuan tunai merupakan salah satu kebijakan yang paling sering digunakan dalam program proteksi sosial di negara berkembang. Namun, bantuan tunai dikhawatirkan membawa dampak negatif lain seperti ketergantungan dan penyalahgunaan bantuan. Penelitian ini memanfaatkan dataset IFLS untuk melihat dampak dari dua program unconditional cash transfer di Indonesia, yaitu BLT dan BLSM, dan tidak menemukan bukti bahwa bantuan tunai mengubah perilaku atau preferensi dari penerimanya. Implikasi dari hal ini adalah pemerintah dapat tetap menggunakan bantuan tunai untuk memitigasi guncangan ekonomi tanpa harus mengkhawatirkan dampak yang tidak diinginkan. Namun, terdapat dua catatan. Pertama, nominal dari bantuan tunai mungkin dapat memiliki pengaruh. Kedua, pemerintah harus membuat jelas bahwa bantuan ini bersifat sementara. 

Comment

Leave a Reply

KANOPI FEB UI

Sekretariat Kanopi FEB UI Lantai 2 Student Centre Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Indonesia Depok, 16424 – Indonesia

CONTACT US

Phone
+6281807160022

Email
executiveboard.kanopifebui@gmail.com

© kanopi-febui.org - 2021

MANAGED BY BIRO PUBLIKASI DAN INFORMASI

<